Kamis, 02 Desember 2010 | 15:17 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta - Anggaran pertahanan Indonesia dinilai masih jauh di bawah anggaran minimal. Menurut Anggota Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat Mayor Jenderal Purnawirawan Salim Mengga, anggaran pertahanan Indonesia, idealnya Rp 150 hingga 180 triliun. Karena itu anggaran pertahanan Indonesia saat ini yang berkisar Rp 47,7 triliun masih jauh dari cukup. "Sebanyak 55 persen dipakai buat belanja modal," kata Salim di gedung DPR, Kamis 2 Desember 2010. Dari angka Rp 47,7 triliun itu, kata politisi Partai Demokrat ini, biaya untuk pengadaan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) hanya sekitar Rp 7 triliun saja. "Jadi (anggaran) kita masih 30 persen dari anggaran pertahanan minimal," kata dia.
Dengan anggaran pertahanan yang ideal, yakni berkisar antara Rp 150-180 triliun, anggaran untuk Alutsiswa pun bisa jauh lebih besar ketimbang yang harus dikeluarkan untuk gaji.
Prosedur dan Transaksi
|
Suku Candang Alutsista |
Prosedur Transaksi Cukup Mudah
1. Pelanggan memesan tipe pesawat termasuk perkiraan dana yang tersedia
2. Marketing dan Teknisi memberikan penjelasan yang lengkap
3. Menyampaikan Surat Penawaran Harga kepada calon pembeli
4. Proses negosiasi harga dan mekanisme pelaksanaan transaksi
5. Penanda-tanganan kontrak dan keputusan pelaksanaan transaksi
6. Penyerahan Uang Muka 10 % dari harga pesawat
7. Kurang dari 1 (satu) bulan pembeli membuka LC sebesar harga pesawat setelah dikurangi Uang Muka
More Information, Please contact me : Aircraft Services (PT. KMPS) &Co.Abroad
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan dan responnya, dan kemudian kami dengan senang hati akan menjawabnya dengan segera (Thank you very much for your visit and your response, and then we will reply with pleasure immediately).